Emir Kuwait

Daftar Emir Kuwait
Dinasti Sabah berkuasa sejak 1752 melalui Bani Khalid dan penerusnya.
Emir Kuwait dari dinasti Al-Sabah
Nama   Periode Jabatan
Sheikh Sabah I bin Jaber         (1752-1762)
Sheikh Abdullah I Al-Sabah   (1762- 3 Mei 1814)
Sheikh Jaber I Al-Sabah         (1814-1859)
Sheikh Sabah II Al-Sabah      (1859-November 1866)
Sheikh Abdullah II Al-Sabah (November 1866 - Mei 1892)
Sheikh Muhamad Al-Sabah    (Mei 1892-17 Mei 1896), (terbunuh)
Sheikh Mubarak Al-Sabah      (18 Mei 1896-28 November 1915)
Sheikh Jabir II Al-Sabah         (28 November 1915 - 5 Februari 1917)
Sheikh Salem Al-Mubarak Al-Sabah  (5 Februari 1917 - 22 Februari 1921)
Sheikh Ahmad Al-Jaber Al-Sabah      (22 Februari 1921 - 29 Januari 1950)
Sheikh Abdullah III Al-Salim Al-Sabah        (29 Januari 1950 - 24 November 1965 dan menjadi Emir pada 19 Juni 1961)
Emir Sabah III Al-Salim Al-Sabah     (24 November 1965 - 31 Desember 1977)
Emir Jaber III Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah
    Sheikh Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah -Penjabat Emir       (31 Desember 1977 - 15 Januari 2006)
 (21 September 2001-2002)
Emir Saad I Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah            (15 Januari 2006 - 23 Januari 2006)
Emir Sabah IV Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah           (29 Januari 2006 - kini)

Mubarak Al-Sabah
Sheikh Mubarak Al-Sabah
-----------
Sheikh Mubarak bin Sabah Al-Sabah, KCSI, KCIE (1837 - 28 November 1915) (bahasa Arab: الشيخ مبارك بن صباح الصباح) "yang Agung" adalah penguasa Kuwait dari tanggal 18 Mei 1896 hingga kematiannya pada tanggal 28 November 1915. Mubarak menguasai tahta dengan membunuh saudaranya, Muhammad bin Sabah. Mubarak adalah penguasa ketujuh dinasti Al-Sabah. Mubarak juga merupakan ayah dari dua penguasa Kuwait penting, Jaber II Al-Sabah dan Salim Al-Mubarak Al-Sabah.
Sheikh Mubarak memperoleh pengakuan diplomatik atas Kuwait oleh Kesultanan Utsmaniyah tahun 1897. Ia menandatangani traktat protektorat dengan Britania Raya pada tanggal 23 November 1899.
Referensi
"Background Note: Kuwait" (November 2005); Bureau of Near Eastern Affairs, United States State Department; retrieved January 31, 2006
[1]

Amir Jabir al-Ahmad al-Jabir Al Sabah
Amir Jabir al-Ahmad al-Jabir Al Sabah 1998
--------------
Jabar Al-Ahmad Al-Jabar Al Sabah atau Jabir al-Ahmad al-Jabir Al Sabah atau Amir Sheik Jabir al-Ahmad Al Sabah atau Amir Jaber al-Ahmad al-Jabir Al Sabah (lahir 29 Juni 1926 – meninggal 15 Januari 2006 pada umur 79 tahun) adalah emir Kuwait dari 31 Desember 1977 hingga meninggal dunia pada 15 Januari 2006.Pendidikannya dijalani di sekolah privat dan guru pribadi istana. Jabir menjadi Kepala Keamanan Umum di ladang minyak al-Ahmadi tahun 1949. Akhir tahun 1950, ia berurusan dengan perusahaan-perusahaan minyak di berbagai kapasitas. Tahun 1959, ia menjadi Kepala Departemen Keuangan.Kemerdekaan Kuwait atau dalam bahasa Arabnya Dawlat al Kuwayt pada 19 Juni 1961 dari Britania Raya semakin mengokohkan kariernya. Pada tahun 1962, ia menjadi Menteri Keuangan dan Pewaris Nyata dari tahun 1966. Periode 1965-1978, ia sebagai Perdana Menteri Kuwait. Dia menggantikan sepupunya bernama Sabah al-Salim al-Sabah sebagai Emir Kuwait sejak Desember 1977.Setelah Revolusi Islam di Iran dan demonstrasi di antara warga Syiah di Kuwait pada tahun 1979, Jabir lebih membatasi pada kebebasan pers. Setelah mengikuti perkembangan Majelis Nasional untuk mengubah (1981) dan tidak mencapai kata sepakat atas hak-hak menanyakan kemampuan menteri sehingga majelis dibubarkan pada tahun 1986, Jabir tampil sebagai pemimpin yang menentukan.Peraturan Jabir atas kejadian-kejadian dramatis banyak sekali, seperti perseteruan internal melalui demokratisasi masyarakat dan kebebasan pers, ekonomi yang tidak stabil, muncul demonstrasi sampai pada upaya pembunuhan terhadap diri sang Jabir. Tetapi, yang paling dramatis adalah serangan Irak tahun 1990. Jabir keluar dari kepemimpinan kenegaraan pada periode 2 Agustus 1990-4 Maret 1991 (lihat Alaa Hussein Ali). Ia diasingkan di Perang Teluk. Kepemimpinannya digantikan oleh Gubernur Irak Ali Hassan al-Majid sebagai Kepala Negara sementara.Selama invasi Irak, dia mengungsi ke Arab Saudi dan mendirikan pemerintahan dalam pengasingan. Setelah Irak mundur pada Maret 1991, Jabir kembali ke Kuwait. Selama pengasingannya, ia memperoleh dukungan pemimpin oposisi untuk kembali pada perjanjiannya mengembalikan Majelis Nasional. Ini dilakukan pada tahun 1992.Hak memberikan suara untuk wanita yang dilakukannya dimantapkan oleh keputusan parlemen (Majelis al ummah) pada 16 Mei 2005. Parlemen menyetujui amandemen Pasal I Undang-undang Pemilu Tahun 1962, dengan memberi hak penuh bagi kaum wanita untuk mencalonkan dan memberi suara. Langkah ini dinilai merupakan reformasi politik yang sangat signifikan. Amandemen undang-undang tersebut mendapat dukungan 35 suara. Sedang, 23 suara parlemen menolak dan satu suara menyatakan abstain. Sebelumnya, pasal I Undang-undang 1962 hanya memberi hak suara dan pencalonan dalam pemilihan umum terhadap lelaki.

Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah
Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah

Yang Mulia Sheikh Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah (bahasa Arab: سـعد العبـد اللـه السـالم الصباح Saʿad al-ʿAbdallāh as-Sālim as-Sabāh, lahir 1930) adalah Emir Kuwait pada 15 Januari 2006-24 Januari 2006. Ia sebenarnya telah menjadi emir pada periode 21 September 2001-2002. Jabatan keemirannya dicopot Parlemen pada 24 Januari 2006 karena faktor buruknya kesehatan. Periode 8 Februari 1978-13 Juli 2003, ia diangkat menjadi perdana menteri Kuwait sebagai kelangsungan jabatan dari Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah. Periode 2 Agustus 1990-4 Maret 1991, ia berada di Ta´if (Arab Saudi). Kesehatannya yang menurun menimbulkan spekulasi tentang kepemimpinan Kuwait periode jabatannya. Pada 23 Januari 2006, ia setuju untuk melepaskan jabatannya yang baru didudukinya kurang dari seminggu.
Sumber, http://id.wikipedia.org/wiki/Saad_Al-Abdullah_Al-Salim_Al-Sabah

Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah
Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah bersama Presiden Amerika Serikat George W. Bush

Sabah IV Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah (bahasa Arab: صباح الأحمد الجابر الصباح Sabāh al-Ahmad al-Jābir as-Sabāh) (lahir 6 Juni 1929) adalah Emir Kuwait saat ini. Ia disumpah pada 29 Januari 2006 setelah mendapat peneguhan oleh Dewan Nasional Kuwait. Ia adalah putera ke-4 Syekh Ahmad Al-Jaber Al-Sabah (Emir Kuwait periode 1921-1950).
Ia mendapatkan pendidikan dasar di Sekolah Al Mubarakya pada 1930-an dan kemudian menyelesaikan pendidikannya di bawah bimbingan para tutor. Ia adalah saudara tiri Amir Jabir al-Ahmad al-Jabir Al Sabah (Emir Kuwait periode 1977-2006). Periode 1954-1955, ia menjadi anggota Panitia Pusat Dewan Kota dan anggota Dewan Pembangunan dan Rekonsiliasi.Pada 1955, ia menjabat Ketua Otorita Sosial dan Perburuhan. Ia juga sebagai anggota Dewan Tinggi Urusan Negara (1956) dan ketua Otorita Percetakan dan Penerbitan pada 9 September 1956 hingga 17 Januari 1962. Selain menjabat Menteri Penerangan dalam kabinet pertama yang mengambil kekuasaan setelah merdeka pada masa Syekh Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah juga menjabat ketua Panitia Gabungan Menteri-menteri Kabinet pada Prioritas Penerjaan Pemerintah.Ia diangkat Emir Jaber Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah untuk menjabat perdana menteri pada 13 Juli 2003 untuk menggantikan Putra Mahkota Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah. Praktis, sejak itu, ia menjadi pengusa de facto karena buruknya kesehatan Emir Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan Emir Sheikh Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah.Pada 15 Januari 2006, Syekh Jaber Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah wafat dan menempatkan Saad I Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah yang menjadi Pangeran Mahkota pada kedudukan sebagai Emir. Naiknya Syekh Saad memungkinkannya menjadi Pangeran Mahkota dan mempertahankan kedudukannya sebagai perdana menteri. Namun, setelah pertemuan-pertemuan intensif dalam keluarga pemerintahan, Syekh Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah menerima untuk meninggalkan tahta Emir Kuwait pada 23 Januari 2006 karena sakit. Keluarga pemerintahan kemudian memilih Syekh Sabah Al-Ahmad sebagai Emir Kuwait.Parlemen memberikan suara bulat untuk mencopot Sheikh Saad tak lama sebelum menerima surat turun tahta. "Setelah mendengarkan laporan medis, majelis dengan 65 anggota sepakat untuk mencopotnya dari jabatan emir," kata Ketua Parlemen Jassem al-Kharafi. Pada 24 Januari 2006, parlemen memutuskan memberhentikan Emir Saad Al-Abdullah Al-Salim Al-Sabah beberapa saat sebelum surat resmi pengunduran diri diterima. Kabinet Kuwait mencalonkan Syekh Sabah untuk mengambil alih sebagai Emir. Ia mengambil sumpahnya sendiri pada 29 Januari 2006 dengan persetujuan Dewan Nasional dan mengakhiri krisis keemiran.