Tokoh Irak

Uday Hussein
Uday Hussein

Uday Saddam Hussein al-Tikriti (Baghdad, 18 Juni 1964 – Mosul, 22 Juli 2003), (Bahasa Arab:عُدي صدّام حُسين) adalah anak pertama Saddam Hussein dan isterinya, Sajida Talfah.
Raghad Hussein
Raghad Saddam Hussein (Arab: رغد صدام حسين) (lahir 1967?) adalah puteri sulung mantan presiden Irak Saddam Hussein.
Ia menikah dengan Hussein Kamel, seorang pembelot penting Irak yang menyerahkan rahasia-rahasia persenjataan Irak dengan UNSCOM, CIA dan MI6. Kamel dibunuh atas perintah Saddam[rujukan?] setelah ia dibujuk kembali ke Irak, karena yakin bahwa ia telah diampuni[rujukan?]. Adik perempuan Raghad, Rana Hussein menikah dengan saudara Hussein Kamel Saddam Kamel yang mengalami nasib yang sama.
Hussein Kamel dan Raghad mempunyai lima orang anak.
Pada 2 Juli 2006, penasihat keamanan nasional pemerintah Irak Muwaffaq al-Rubaie mengumumkan bahwa Raghad dan ibundanya Sajidah Khairallah Tilfah Hussein termasuk dalam orang yang dicari karena mereka mendukung pemberontakan di Irak. [1] [2] Perdana Menteri Yordania Marouf al-Bakhit membuat pernyataan bahwa "Raghad berada dalam perlindungan keluarga kerajaan" dan "Kehadiran Ny. Raghad Saddam Hussein dan anak-anaknya di Yordania didorong oleh pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan. Ia adalah tamu dari keluarga kerajaan Hashemi (keluarga Raja Abdullah II) dan berada dalam perlindungannya sebagai pencari suaka" sesuai dengan tradisi Arab. [3]
Pada 30 Desember 2006 ayahnya dihukum mati di Irak. Sebelum hukuman mati itu dijalankan, Raghad meminta agar jenazah ayahnya dikuburkan sementara waktu di Yaman, sampai Irak "dibebaskan"[1].

Kutipan
"Saddam diberi obat penenang ketika ia ditangkap [...] Ia akan seperti singa bahkan ketika dikandangi. Setiap orang yang jujur yang mengenal Saddam tahu bahwa ia orang yang tegas dan berkuasa."
Raghad Hussein, berbicara kepada Al Jazeera, Desember, 2003.
"Malangnya mereka menghadapi ayah saya seolah-olah ia bukan manusia. Ayah saya mempunyai anak-anak perempuan dan anak-anak perempuannya juga mempunyai anak-anak... jadi mereka harus mempertimbangkan sisi kemanusiaannya."
Raghad Hussein, berbicara tentang foto-foto yang merendahkan martabat ayahnya yang muncul dalam koran-koran tabloid Britania.
"Setelah sekitar tengah hari, ayah saya meengirimkan mobil-mobil dari koleksi pribadinya untuk kami. Kami disuruh masuk. Kami hampir kehilangan kontak dengan ayah dan saudara-saudara lelaki saya karena segala sesuatunya tidak terkendalikan. Saya melihat dengan mata saya sendiri tentara Irak mengundurkan diri dan wajah-wajah yang ketakutan dari para tentara Irak yang, malangnya, melarikan diri dan melihat sekeliling mereka. Misil-misil berjatuhan di kiri kanan saya - semuanya itu tidak lebih dari 50 hingga 100 meter jauhnya. Kami bergerak dalam mobil-mobil kecil. Saya membawa senjata di antara kedua kaki saya untuk berjaga-jaga."
Raghad Hussein, berbicara kepada BBC Panorama, dalam pelariannya dari Baghdad.
"Mereka menganggap ayah saya tidak peduli akan hak-hak asasi manusia, namun betapapun juga detilnya, orang-orang Amerika mestinya lebih manusiawi dalam menangani keluarganya, karena kami ini mausia. Saddam mempunyai tiga orang anak perempuan muda, dan mereka semua punya anak-anak. Saya punya lima anak, Rena empat orang, sementara Hala dua orang. Karena itu, kami sangat kami menyayangi ayah kami. Cucu-cucunya sangat mencintainya. Mengapa faktor-faktor kemanusiaan tidak diperhitungkan?" ::—Raghad Hussein di Yordania

Rujukan
^ "Saddam daughter asking body be buried in Yemen", Reuters, 29 Des. 2006. Diakses pada 29 Des. 2006.

Pranala luar
Wawancara - The Telegraph (Suratkabar Britania Raya)

Rana Hussein
Rana bersama ayahnya, Saddam

Rana Saddam Hussein (Bahasa Arab رنا صدام حسين, lahir pada 1969) adalah puteri kedua mantan presiden Irak, Saddam Hussein dan isterinya, Sajida Khairallah Talfah. Puteri pertama mereka adalah Raghad dan yang bungsu adalah Hala Hussein.

Barzan Ibrahim
Barzan Ibrahim al-Hasan al-Tikriti (lahir 17 Februari 1951 – meninggal 15 Januari 2007 pada umur 55 tahun)
(alias: Barazan Ibrahim al-Tikriti dan Barasan Ibrahem Alhassen) (Arab: طرزان إبراهيم الحسن التكريتي Barzān Ibrāhīm al-asan at-Tikrītī) adalah salah satu dari 3 saudara tiri Saddam Hussein dan pemimpin dinas rahasia Irak Mukhabarat. Ia dihukum mati dengan digantung pada 5 November 2006.











Alaa Hussein Ali
Presiden Irak Saddam Hussein (kanan) menyambut Kolonel Alaa Hussein Ali, Perdana Menteri Pemerintah Kuwait Sementara untuk pembicaraan penyatuan di Bagdad pada 7 Agustus 1990.

Alaa Hussein Ali (1949–) adalah kepala pemerintahan boneka di Kuwait pada awal invasi Irak terhadap Kuwait (1991) dari 4 Agustus 1990 hingga 8 Agustus 1990. Dibesarkan di Kuwait, ia belajar di Baghdad dan menjadi anggota Partai Baath. Dia memiliki dua kewarganegaraan dan dua istri – satu warganegara Kuwait dan yang lainnya warganegara Irak. Saat memegang posisi Letnan di Angkatan Bersenjata Kuwait dan memimpin invasi, Presiden Irak mengangkat Alaa Hussein menjadi Kolonel dan ditempatkan sebagai Kepala dari 9 anggota pemerintahan boneka selama invasi. Seminggu setelah itu, dia harus mendeklarasikan penyatuan Kuwait dengan Irak dan dia menjadi Wakil Perdana Menteri Irak. Sebagian besar dari 21.000 pasukan Kuwait sebenarnya tidak ingin berperang melawan Irak, bekas sekutu mereka. Berdasarkan grup oposisi Irak, Alaa menjauhkan diri dari pembimbing politiknya Saddam Hussein setelah tahun 1994. Pada tahun 1993, Ali dijatuhi hukuman gantung karena penghianatan oleh pemerintah Kuwait. Pada tahun 1998 dia memutuskan untuk menghilang. Dengan menggunakan nama palsu bersama keluarganya dia pergi ke Norwegia melalui Turki. Namun, pada pada Januari 2000 Ali kembali ke Kuwait mengajukan banding atas hukuman tersebut. Bagaimanapun juga, pengadilan memutuskan Ali bersalah atas pengkhianatan pada 3 Mei 2000.

Pranala luar
(Inggris) The Story of the Kuwaiti Quisling
Sumber, http://id.wikipedia.org/wiki/Alaa_Hussein_Ali

Sajida Talfah
Sajida Khairallah Talfah (Arab: ساجدة خيرالله طلفاح) adalah isteri daripada mantan presiden Irak, Saddam Hussein, ibu dari dua putera (Uday dan Qusay) serta tiga puteri (Raghad, Rana, dan Hala). Ia menikah dengan Saddam pada tahun 1963. Sebelum menikah dengan Saddam, ia adalah seorang guru.

Qusay Hussein
( hbo.com )
Qusay Saddam Hussein al-Tikriti (Arab: قصي صدام حسين) (juga Qusai), lahir 17 Mei 1966, meninggal 22 Juli 2003, ialah putra kedua Presiden Irak Saddam Hussein, yang tewas terbunuh bersama kakaknya Uday Hussein akibat serangan militer Amerika Serikat.

Hala Hussein
Ini adalah Foto saya hanya ditemukan Koleksi saya dari Saddam Hussein Hala muda dia lahir pada tahun 1972 dia adalah anak perempuan ketiga untuk Saddam Hussein dan Sajida Talfah ia dikenal sebagai putri favorit. Dia telah mengatur pernikahan Umum Kamal Mustafa Abdallah Sultan al-Tikriti pada tahun 1998. Dia menyerahkan diri kepada Pasukan Koalisi di Baghdad pada 17 Mei 2003. Hala diyakini telah pergi ke Qatar dengan ibunya, Sajida.( Lorenzo)

Orang yang berdiri di sampingnya adalah Abed Hameed Hmoud dia adalah sepupu jauh dari Saddam Hussein dan mantan pengawal Hussein.
Hala Saddam Hussein (lahir 1979) puteri ketiga dan bungsu mantan presiden Irak, Saddam Hussein dari isteri pertamanya, Sajida Talfah. Hala adalah puteri kesayangan Saddam Hussein, karena ia yang paling kecil. Hala tidak menyukai kakak tertuanya, Uday Hussein, karena ia sering membentak-bentak ibunya dan membuat Hala yang masih kecil sangat ketakutan. Pada 1998, ketika Hala berusia 19 tahun, ayahnya menikahkannya dengan Jenderal Kamal Mustafa Abdallah Sultan al-Tikriti. Pasangan ini mempunyai dua orang anak.
Pada 2003, ketika Presiden Amerika Serikat George W. Bush memerintahkan keluarga Hussein untuk meninggalkan Irak dalam tempo 48 jam, Hala pergi bersama ibunya.

Muhammad Hamza Zubaydi
Mohammed Amza Zubeidi

Mohammed Amza al-Zubeidi (1938–2 Desember 2005) adalah Perdana Menteri Irak dari tahun 1991 sehingga 1993. Dia merupakan salah seorang tokoh dalam daftar orang-orang yang menyiksa dan membunuh di Irak, memainkan peranan penting dalam penindasan Irak pada pemberontakan kaum Syiah pada tahun 1991. Dia pernah ditampilkan dalam warta-warta berita di Irak sedang menendang dan memukul penentang dari kaum Syiah.Selepas kejatuhan Saddam Hussein, ia dianggap sebagai salah seorang yang paling dibenci dalam rezim sebelumnya, dan ditangkap pada 20 April 2003 di pinggiran kota kecil Mahaweel.Zubaydi meninggal dunia dengan sebab alamiah pada 2 Desember 2005 dalam tahanan Amerika Serikat (AS). Juru bicara AS sendiri hanya mengumumkan bahwa salah seorang tahanannya meninggal dunia pada hari tersebut tanpa menyebut namanya. Kematiannya diketahui dua hari kemudian saat Barzan Ibrahim al-Tikriti, saudara Saddam Hussein, menyebutkan hal tersebut dalam sebuah persidangan terhadapnya.

Ali Hassan al-Majid
Ali Hassan al-Majid
----------------
Ali Hassan al-Majid (Bahasa Arab: علي حسن المجيد, lahir 1943) adalah mantan pejabat dan komandan Irak. Ia adalah sepupu mantan presiden Saddam Hussein dan pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Irak. Ia dijuluki dengan nama Ali Kimia (Chemical Ali) dan Pembantai Kurdistan (Butcher of Kurdistan) karena peranannya sewaktu memimpin Kampanye al-Anfal yang memerintahkan penggunaan senjata kimia untuk menyerang kota Kurdi Halabja yang menewaskan ribuan bangsa Kurdi. Setelah Invasi Irak 2003, ia sempat dinyatakan tewas pada bulan April 2003 sebelum dikonfirmasikan berhasil ditangkap pada tanggal 21 Agustus 2003. Pada 24 Juni 2007, al-Majid dijatuhkan vonis hukuman mati melalui gantung atas keterlibatannya dalam sebuah kampanye pembunuhan massal 182.000 warga etnis Kurdi pada tahun 1988.[1]

Referensi
^ "Terlibat Genosida, "Kimia Ali" Dieksekusi ", Kompas, 25 Juni 2007

Pranala luar    
'Chemical Ali' trial hears taped threats, insults, CNN, January 23, 2007
Iraq trial tapes tell of 'extermination' plan, CNN, January 8, 2007
'Chemical Ali' in U.S. custody, CNN, August 21, 2003
Iraq's 'Chemical Ali' may be alive, CNN, June 5, 2003
Body of Chemical Ali found, say British forces - Guardian Unlimited - April 7, 2003