Raja-raja Kamboja (Abad ke-6-1960)
Abad ke-6: Bhavavarman I
Abad ke-6: Mahendravarman
Abad ke-7: Isanavarman I
Abad ke-7: Bhavavarman II
Abad ke-7: Jayavarman I
Abad ke-8: Ratu Jayavedi
Masa pemerintahan tak diketahui: Sambhuvarman
Abad ke-8: Sambhuvarman
Abad ke-8: Rajendravarman I
Masa pemerintahan tak diketahui: Mahipativarman
802-850: Jayavarman II
850-877: Jayavarman III
877-889: Indravarman I
889-900: Yasovarman I
900-922: Harshavarman I
922-928: Isanavarman II
928-942: Jayavarman IV
942-944: Harshavarman II
944-968: Rajendravarman II
968 - 1001: Jayavarman V
1001-1002: Udayadityavarman I
1002: Jayaviravarman
1002-1050: Suryavarman I
1050-1066: Udayadityavarman II
1066-1090: Harshavarman III
1090-1107: Jayavarman VI
1107-1113: Dharanindravarman I
1113-1150: Suryavarman II
Angkor Wat dibangun.
1150-1160: Dharanindravarman II
1160-1166: Yasovarman II
1166-1177: Tribhuvanadityavarman
Dari 1177 hingga 1181, invasi Cham dan masa anarki.
1181-1219: Jayavarman VII
1219-1243: Indravarman II
1243-1295: Jayavarman VIII
1295-1308: Indravarman III
1308-1327: Indrajayavarman
1327-1353: Jayavarman Paramesvara
Takhta kosong dari 1353 hingga 1362.
1362-1369: Nippean Bat
Dari 1369 hingga 1375, Siam memerintah. Dari 1369 hingga 1371, takhta kosong.
1371 - ?: Kalamegha
Abad ke-14: Kambujadhitaja
Abad ke-14: Dharmasokaraja
Pada abad ke-14, kepemilikan Kamboja jatuh ke tangan Siam, hingga 1389.
1389-1404: Ponthea Yat
1404-1429: Narayana Ramadhipati
1429-1444: Sri Bodhya
Pada 1431, Siam mengalahkan dan menghancurkan Imperium Angkor. Namun demikian, monarki tidak diusik, dan Siam kemudian mengundurkan diri. Ibukota (dan keluarga kerajaan) pindah dari Angkor ke Phnom Penh.
1444-1486: Dharmara Jadhiraja
1486-1512: Sri Sukonthor
1512-1516: Ney Kan
1516-1566: Ang Chan I
1566-1576: Barom Reachea I
1576-1594: Chettha I
Pada 1594, Siam merebut Phnom Penh, namun monarki tetap bertakhta.
1594-1596: Reamea Chung Prey
1596-1599: Barom Reachea II
1599-1600: Barom Reachea III
1600-1603: Chau Ponhea Nhom
1603-1618: Barom Reachea IV
1618-1622: Chettha II
1622-1628: Masa antar pemerintahan: Pergolakan sipil
1628: Ponhea To
1628-1630: Outey
1630-1640: Ponhea Nu
1640-1642: Ang Non I
1642-1659: Chan
1659-1672: Barom Reachea V
1672-1673: Chettha III
1673-1674: Ang Chei
1674-1675: Ang Non
1675-1695: Chettha IV (masa pemerintahan pertama)
1695-1699: Outey I
1699-1701: Ang Em (masa pemerintahan pertama)
1701-1702: Chettha IV (masa pemerintahan kedua)
1702-1703: Thommo Reachea II (masa pemerintahan pertama)
1703-1706: Chettha IV (masa pemerintahan ketiga)
1706-1710: Thommo Reachea III (masa pemerintahan kedua)
1710-1722: Ang Em (masa pemerintahan kedua)
1722-1738: Satha II
1738-1747: Thommo Reachea II (masa pemerintahan ketiga)
1747: Thommo Reachea III
1747-1749: Ang Tong (masa pemerintahan pertama)
1749-1755: Chettha V
1755-1758: Ang Tong (masa pemerintahan kedua)
1758-1775: Outey II
1775-1796: Ang Non II
1796-1806: Masa antar pemerintahan: Vietnam dan Siam tidak mengizinkan Raja Ang Chan II dinobatkan
1806-1837: Ang Chan II
1837-1847: Ratu Ang Mey
1841-1860: Ang Duong
1860-1904: Norodom
1904-1927: Sisowath
1927-1941: Sisowath Monivong
1941-1955: Norodom Sihanouk
1955-1960: Norodom Suramarit
Kerajaan Kamboja dipulihkan (1993-sekarang)
1993-2004: Norodom Sihanouk
2004-sekarang: Norodom Sihamoni
Norodom Sihanouk
Norodom Sihanouk 2005
-----------
Preah Bat Samdech Preah Norodom Sihanouk Varman (lahir 31 Oktober 1922) merupakan mantan Raja Kamboja. Setelah turun tahta pada 7 Oktober 2004 ia mengambil gelar Pangeran. Dia dilahirkan di Phnom Penh, putra Raja Norodom Suramarit dan Ratu Sisowath Kossamak.
Sepanjang sejarah Kamboja yang berceramuk Sihanouk memegang banyak jabatan sehingga Guinness Book of World Records mencatat bahwa Norodom Sihanouk sebagai ahli politik yang memegang jabatan politik paling banyak. Ini termasuk dua periode sebagai raja, satu periode sebagai presiden, dua periode sebagai perdana menteri, dan satu periode sebagai kepala negara tanpa gelaran di Kamboja, termasuk pelbagai jabatan sebagai ketua dalam pelbagai pemerintahan pelarian.
Masa muda
Norodom Sihanouk mengikuti pelajaran dasar di sekolah dasar Phnom Penh, Ecole Francois Baudoin, melanjutkan pelajaran menengah di Saigon (sekarang Ho Chi Minh City), Vietnam dan semenjak itu mengikuti Akademi Militer di Saumur, Perancis. Saat kakek dari ibundanya, Raja Sisowath Monivong, meninggal pada 23 April 1941, Dewan Mahkota (Crown Council) melantik Pangeran Sihanouk sebagai Raja Kamboja, dan dinobatkan pada bulan September tahun yang sama. Beredar desas desus bahwa pelantikan Norodom Sihanouk sebagai raja disebabkan oleh pengaruh atau tekanan Perancis.
Sebagai Raja dan kepala negara
Selepas Perang Dunia II dan pada awal 1950-an, politik Raja Sihanouk cenderung ke arah nasionalis dan beliau mulai menyuarakan tuntutan agar Perancis memberikan kemerdekaan dan keluar dari Kamboja, mencerminkan semangat kebanyakan negara di kawasan tersebut, termasuk Vietnam, Thailand, dan Laos. Dia "membuang diri" ke Thailand pada 1952 dan tidak kembali sampai kemerdekaan diberikan. Ia kembali saat permintaannya terkabul dan negaranya diberikan kemerdekaan pada 9 November 1953. Pada 2 Maret 1955, Sihanouk turun tahta dan ayahanya menjadi Perdana Menteri Kamboja beberapa bulan kemudian. Selepas kematian ayah Sihanouk pada tahun 1960, dia sekali lagi dilantik sebagai kepala negara, tetapi tidak dianugerahkan gelar "Raja". Ketika Perang Vietnam berceramuk, Sihanouk mencoba menetapkan Kamboja sebagai negara netral. Dia mengambil kebijakan silih berganti mendukung Tiongkok dan Amerika Serikat dan kemudian mengambil kebijakan Jalan Ketiga dan dalam politik luar negerinya, di dikenal bersahabat akrab dengan Presiden Soekarno dari Indonesia yang mengupayakan politik bebas aktif dan anti imperialisme seperti yang sering ditulis dan diungkapakan sendiri oleh Presiden Soekarno. Namun, ia gagal dalam usaha menghalangi peperangan meluas sampai ke dalam negara Kamboja. Pada Maret 1970, ketika beliau berada di (Tiongkok), sebuah kudeta yang dipimpin oleh Lon Nol, salah seorang panglima militer kepercayaannya dan Pangeran Sisowath Sirik Matak terjadi yang menyingkirkannya dari kekuasaan. Selepas perebutan kekuasaan Pangeran Sihanouk melarikan diri ke Beijing dan menyusun pasukan untuk menentang pemerintahan Lon Nol di Phnom Penh, bahkan sempat mendukung dan bersekutu dengan Khmer Merah pimpinan Pol Pot. Saat Republik Khmer jatuh ke tangan Khmer Merah pada April 1975, Pangeran Sihanouk diangkat menjadi simbol kepala negara dimana Pol Pot yang memegang kekuasaan yang sebenarnya. Pada tahun berikutnya, pada 4 April, Sihanouk sekali lagi disingkirkan dari jabatannya dan berhenti dari politik. Sihanohuk sekali lagi mencari perlindungan politik di Republik Rakyat Tiongkok dan Korea Utara. Invasi Vietnam atas Kamboja Desember 1978, atas permintaan Hun Sen dan Heng Shamrin, yang sebelumnya merupakan perwira di jajaran elit Khmer Merah, berhasil menyingkirkan kekuasaan Khmer Merah atas Kamboja. Walaupun mengambil sikap berhati-hati dengan Khmer Merah, Pangeran Sihanouk akhirnya mengadakan aliansi dengan mereka agar dapat membentuk barisan bersatu menentang Vietnam. Pada 1982, Norodom Sihanouk menjadi presiden Coalition Government of Democratic Kampuchea (CGDK), yang mterdiri atas partai FUNCINPEC-nya, KPNLF Son Sann dan Khmer Merah. Vietnam menarik kekuatan militernya pada tahun 1989, meninggalkan pemerintahan pro-Vietnam dibawah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen yang dikenal sebagai Republik Rakyat Kamboja.
Norodom Sihanouk 1972
---------------
Kembali ke Kamboja dan menjadi Raja
Perundingan damai antara CGDK dan PRK berawal tidak lama kemudian, diantaranya melalui forum Jakarta Informal Meeting di Istana Bogor, Indonesia dan berlanjut hingga 1991 saat semua pihak setuju untuk penyelesaian dari krisis Kamboja yang ditandatangani di Paris. Pangeran Sihanouk kembali lagi ke Kamboja pada 14 November 1991 setelah tiga belas tahun dalam pengungsian. Pada tahun 1993, Norodom Sihanouk dilantik kembali sebagai Raja Kamboja dan putranya H.R.H. Norodom Ranariddh mengadakan persetujuan dengan Madame Marie de Roland-Peel, Sekretaris Jendral British Committee for Free Vietnam, Laos, Cambodia & Burma dan sepakat untuk memasuki Southeast Asia Imperial & Royal League, diketuai oleh H.I.H. Pangeran Nguyen Phuc Buu Chanh dari Vietnam. Semenjak kepulangannya dari pengungsian dan menjabat sebagai Raja Kamboja, kesehatannya terganggu dan banyak berita serta pernyataan yang menyatakan bahwa Raja Sihanouk akan turun tahta. Sepanjang awal 2004, ia berulang kali ke Beijing, Tiongkok, untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
Kegiatan-kegiatan lain
Raja Sihanouk menaruh minat terhadap seni termasuk film dan musik. Ia membuat film baik dokumenter maupun cerita sepanjang tahun, menjadi sutradara dalam banyak film dan karya musik. Dia merupakan salah seorang kepala negara dalam kawasan ini yang mempunyai halaman web tersendiri, yang mempunyai penggemar, menarik lebih seribu pengunjung sehari, yang sejumlah besar berasal dari pengguna internet negaranya. Kisah nyata dan tulisan dari Raja diletakkan di situs pribadinya setiap hari untuk dibaca rakyatnya. Raja Sihanouk kembali mengasingkan diri pada Januari 2004, menetap di Pyongyang, Korea Utara, dan Beijing, Tiongkok. Kemudian mengumumkan pengunduran diri dari tahtanya pada 7 Oktober 2004. Seminggu selepas itu, pada 14 Oktober 2004, salah seorang putranya, Norodom Sihamoni dilantik menggantikannya.
Norodom Sihamoni
Raja Norodom Sihamoni dari Kamboja (bahasa Khmer: Mul script ; regular script , pronounced IPA|/nɔɾoːdɔm siːhamuniː/) adalah Raja Kamboja. Ayahnya adalah Norodom Sihanouk, Raja Kamboja dan ibunya Ratu Monineath (atau lebih dikenal dengan nama "Monique").
Gelar
Sebagai Raja Kamboja, ia bergelar:
"Preah Karuna Preah Bat Sâmdech Preah Bâromneath Norodom Sihamoni, Preahmâhaksat (artinya: "raja") dari Kerajaan Kamboja"
dalam bahasa Khmer:
Makna harafiah dari gelarnya adalah sebagai berikut:
Preah ("suci", yang berasal dari kata dalam bahasa India Brahmana) Karuna ("welas asih", sebuah konsep Buddhis, lihat Karuna) Preah ("suci") Bat ("kaki", dari bahasa Sanskerta pāda) Sâmdech ("Paduka, Pangeran, Yang Mulia") Preah ("suci") Bâromneath (dari bahasa Sanskerta parama yang berarti "maha tinggi" dan nātha berarti "Tuan, pelindung") Norodom (nama kecil Raja Norodom dari Kamboja, yang digunakan sebagai nama keluarga oleh keturunannya) Sihamoni (nama kecil dari Baginda Norodom Sihamoni; Siha- berarti "singa", dari bahasa Sanskerta siṃha; -moni berasal dari bahasa Sanskerta muni, yang berarti "bijaksana, diilhami, penuh hikmat"; pembawa nama orangtuanya) Preahmâhaksat (Preah- "suci"; -mâha- dari bahasa Sanskerta, yang berarti "besar", dari kata yang sama dengan "maha-" dalam bahasa Indonesia; -ksat berarti "ksatria, penguasa", dari Kerajaan Kamboja.
Kelahiran dan Karier
Samdech Preah Bâromneath Norodom Sihamoni (lahir 14 Mei 1953 di Phnom Penh) ialah raja Kamboja yang sekarang dan merupakan anak Raja Norodom Sihanouk dan Ratu Monieath. Sebelum dilantik untuk menggantikan ayahnya sebagai raja Kamboja, ia telah nmenjabat sebagai duta UNESCO.
Pangeran Sihamoni lebih dikenal di Eropa sebagai seorang yang giat dalam bidang kesenian. Pada tahun 1960an - 1970an ia tinggal di Praha untuk mempelajari seni tarian klasik dan kemudian ke Korea Utara untuk mempelajari cara membuat film. Pada 1981 ia pindah ke Perancis dan menetap di sana untuk mengajar tari balet. Ia telah menghabiskan banyak usianya (kira-kira 20 tahun) di luar Kamboja.Pada tahun 1993, Sihamoni dilantik sebagai delegasi Kamboja untuk UNESCO, cabang kebudayaan PBB yang bertempat di Paris. Di sini, ia dikenal sebagai seorang yang gigih bekerja dan seorang yang amat mencintai Kamboja.Pada 14 Oktober 2004, Pangeran Sihamoni dilantik oleh majelis khusus sembilan anggota untuk menggantikan ayahnya, Raja Sihanouk yang telah mengumumkan penurunan tahtanya secara mendadak. Pemilihannya disetujui oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen dan Ketua Dewan Nasional, Pangeran Norodom Ranariddh, mereka berdua anggota majelis kerajaan. Sihamoni ditabalkan di Phnom Penh pada 29 Oktober 2004. Sihamoni masih belum berumahtangga dan tidak mempunyai anak. Namun ini tidak menjadi masalah karena raja Kamboja dilantik oleh Dewan Kerajaan. Norodom Sihamoni bisa berbahasa Khmer, Perancis, Ceko, Inggris, dan Rusia.
Pranala luar
(Inggris) Biografi Norodom Sihamoni
Sumber, http://id.wikipedia.org/wiki/Norodom_Sihamoni
Norodom Ranariddh
Pangeran Norodom Ranariddh (lahir 2 Januari 1944) adalah putra kedua Raja Norodom Sihanouk dari Kamboja dan saudara tiri dari raja yang berkuasa sekarang, Norodom Sihamoni.
Biografi
Ranarridh adalah bekas ketua partai politik Funcinpec. Ia disingkirkan lewat pemungutan suara oleh partai pada 18 Oktober 2006. Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Kamboja dari September 1993, ketika monarki dipulihkan, hingga Juli 1997, ketika ia digulingkan oleh Hun Sen. Belakangan ia menjadi Ketua Dewan Nasional Kamboja. Ketika Raja Norodom Sihanouk mengundurkan diri takhtanya pada Oktober 2004, Ranariddh diduga akan dipilih menggantikannya sebagai raja, mengingat popularitasnya. Namun ia sendiri mengatakan bahwa ia tidak menginginkan jabatan itu. Belakangan bulan itu ia menjadi salah satu dari anggota Dewan yang terdiri dari 9 orang yang memilih Norodom Sihamoni sebagai raja.
Pranala luar
Biografi dalam situs Norodom Sihanouk